Oleh: Rizal Fadhilah
Sejarah Panglima Laot
Panglima Laot, sebuah lembaga yang memimpin adat istiadat, kebiasaan dalam penangkapan ikan, dan penyelesaian sengketa di Provinsi Aceh, memiliki kewenangan dalam pengembangan dan penegakan adat laut, peraturan di laut, serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan peradilan adat laut. Lembaga ini telah ada sejak abad ke-14 pada masa Sultan Iskandar Muda dan masih berperan penting hingga saat ini.Panglima Laot, lembaga adat yang awalnya didirikan untuk memimpin angkatan perang, kini memiliki peran penting dalam menegakkan hukum adat laot di Provinsi Aceh. Hukum adat laot ini berlaku bagi sekelompok nelayan yang mencari nafkah di laut. Di Provinsi Aceh sendiri, terdapat sekitar 50 Panglima Laot Lhok yang bertugas mengelola laut di wilayah mereka.
Menurut Qanun Aceh No. 10 tahun 2008, struktur Panglima Laot terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Panglima Laot Aceh sebagai posisi tertinggi, diikuti oleh Panglima Laot Kabupaten/Kota, dan Panglima Laot Lhok. Setiap tingkatan memiliki tanggung jawabnya masing-masing dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan pengatur laut di wilayahnya.
Panglima Laot tidak hanya berperan sebagai lembaga adat, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat nelayan di Provinsi Aceh. Mereka bertugas menjaga dan melindungi kepentingan nelayan serta menjalankan hukum adat laot yang telah ditetapkan. Dengan adanya Panglima Laot, diharapkan kehidupan nelayan di Provinsi Aceh dapat terjaga dan teratur sesuai dengan aturan yang berlaku.
Peran Panglima Laot Untuk Masyarakat Aceh
Panglima Laot berperan penting dalam kehidupan masyarakat Aceh. Hal ini terlihat dari kompleksitas masalah yang terjadi di wilayah Aceh akibat perubahan ekosistem, praktik Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, penyelundupan orang, penyelundupan barang, dan berbagai kejahatan lainnya. Panglima Laot, sebagai penegak aturan Adat Laot, memiliki peran penting dalam penangkapan ikan di Aceh. Dengan adanya aturan Adat Laot yang melarang kegiatan destructive fishing, nelayan Aceh merasakan manfaat yang besar hingga saat ini. Selain itu, Panglima Laot juga berperan dalam melindungi wilayah pesisir dan laut untuk menciptakan ekosistem yang baik dan sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan ecological security di Aceh.
Peran lainnya dari Panglima Laot terhadap masyarakat Aceh adalah mencari mitra kerja kesejajaran yang berarti adalah pemodal yang bersedia menanamkan modal pada usaha nelayan dengan sistem pembagian hasil berimbang. Kemudian sebagai penjamin kredit nelayan dan mengadakan pendekatan kepada lembaga resmi bentukan pemerintah.