Oleh: Jasmine Puteri Pertama
Penyerapan CO2 oleh laut merupakan komponen kunci dari siklus karbon global. Perubahan iklim Arktik akan berdampak penting pada siklus karbon. Saat ini, Samudra Arktik dianggap sebagai penyerap karbon bersih sebesar 0,1–0,2 PgC/tahun. Peningkatan perairan terbuka seharusnya mengakibatkan peningkatan serapan CO2 oleh Samudra Arktik baik karena pertukaran gas fisik maupun peningkatan produktivitas laut. Namun, masukan tambahan air tawar dari sungai dan pelelehan es dapat mengubah situasi ini. Peningkatan volume air tawar dapat mengganggu stabilitas termohalin, yang kemudian dapat menghambat pergerakan karbon dari lapisan permukaan laut ke lapisan yang lebih dalam.
Selain itu, kehilangan nutrisi dari lapisan permukaan laut yang lebih dangkal dapat mengurangi produktivitas, membatasi kemampuan penyerapan oleh organisme biologis. Lebih banyak masukan air tawar dapat mengurangi kapasitas Samudra Arktik untuk bertindak sebagai penyerap karbon dan bahkan dapat mengakibatkan pelepasan karbon ke atmosfer dari permukaan laut.
Dalam beberapa dekade terakhir, rata-rata suhu permukaan tahunan di Arktik telah meningkat dua kali lipat dari rata-rata suhu global. Suhu udara permukaan Arktik selama tahun 2014–2018 telah melampaui tahun-tahun sebelumnya dalam catatan pengamatan sejak tahun 1900. Suhu udara permukaan di musim dingin memanas paling cepat; misalnya, selama musim dingin tahun 2016 dan 2018, suhu mencapai 6°C di atas rata-rata tahun 1981–2010.
Memahami proses transportasi dan transformasi siklus karbon sangat penting untuk menciptakan anggaran karbon dioksida global dan juga proyeksi pemanasan global. Di permukaan laut, alga bersel tunggal menyerap CO2 dari atmosfer dan tenggelam menuju laut dalam ketika sudah tua. Ketika karbon yang terikat dengan cara ini mencapai perairan dalam, karbon tersebut akan tetap berada di sana hingga arus balik membawa air kembali ke permukaan laut, yang memerlukan waktu beberapa ribu tahun di Kutub Utara. Selain itu, jika karbon disimpan di sedimen laut dalam, karbon tersebut bahkan dapat terperangkap di sana selama jutaan tahun, karena hanya aktivitas gunung berapi bawah laut yang dapat melepaskannya. Proses ini, juga dikenal sebagai pompa karbon biologis, dapat menghilangkan karbon dari atmosfer untuk jangka waktu yang lama dan merupakan penyerap penting dalam siklus karbon di planet kita.