Oleh : Jasmine Puteri Pertama
Salah satu aktivitas masyarakat di wilayah pesisir yang juga mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah budidaya tambak udang. Udang merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor perikanan laut di Indonesia. Komoditas udang didapatkan dari hasil penangkapan yang dilakukan nelayan di laut ataupun petani tambak melalui kegiatan budidaya.
Udang yang potensial untuk dibudidayakan dalam tambak salah satunya adalah Udang Vaname. Udang Vaname dapat mentoleransi kadar garam antara 0 sampai 45%. Udang Vaname merupakan salah satu dari jenis udang yang sering dibudidayakan karena dianggap memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan dan memiliki keunggulan biologis dibandingkan dengan beberapa jenis crustacea lainnya. Hadirnya Udang Vaname diharapkan dapat menarik kembali minat dan investasi di usaha pertambakan udang di Indonesia.
Namun, perubahan iklim juga berdampak pada praktik budidaya ini. Dampak yang ditimbulkan dapat berpengaruh terhadap kualitas air, seperti tingkat oksigen, kandungan bahan organik terlarut, masalah penyakit pada ikan, dan peningkatan populasi alga beracun (HABs). Pemanasan global diproyeksikan akan berpengaruh terhadap kondisi ekosistem, kondisi sosial dan ekonomi, meningkatnya tekanan terhadap sumber mata pencaharian yang berimplikasi pada penyediaan pangan, termasuk pengaruhnya bagi kegiatan budidaya.
Dalam Cuaca yang tidak dapat diprediksi dan tidak adanya informasi yang relevan mengenai isu iklim menimbulkan masalah bagi keberlanjutan produksi udang. Status kualitas air budidaya yang memburuk, secara tidak langsung juga akan berdampak pada performa laju pertumbuhan serta tingkat kelangsungan udang yang semakin menurun.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmed dan Diana (2015), budidaya udang telah terancam oleh berbagai faktor seperti banjir rob, angin topan, kenaikan permukaan laut, suhu permukaan laut, kekeringan, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim yang terjadi.
Dalam konteks budidaya udang, perubahan iklim merupakan tantangan serius yang perlu diatasi. Dampak perubahan iklim, seperti kualitas air yang memburuk, peningkatan risiko penyakit, dan gangguan cuaca ekstrem, dapat membahayakan keberlanjutan produksi udang. Untuk menjaga industri budidaya udang yang berkelanjutan, maka alangkah baiknya kesadaran terhadap perubahan iklim perlu ditingkatkan di antara petani tambak, nelayan, juga pemangku kepentingan terkait. Selain itu, penggunaan teknologi canggih dalam budidaya juga dapat membantu mengatasi perubahan iklim seperti contohnya sistem pemantauan otomatis untuk kualitas air. Terakhir, berkaitan dengan peran kita di ranah akademik, kolaborasi riset pun dapat memajukan pemahaman tentang perubahan iklim dan menemukan solusi yang lebih baik lagi.