Oleh : Haura Azalia Putri Fardian
Lautan Indonesia dan Australia menyimpan kekayaan terumbu karang yang luar biasa, menjadikan kedua negara ini sebagai pusat biodiversitas laut dunia. Namun di balik keindahan dan kekayaan tersebut, tersimpan kekhawatiran akan masa depan ekosistem terumbu karang yang semakin terancam. Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang telah mendorong kedua negara untuk menjalin kerjasama melalui International Coral Reef Initiative (ICRI), sebuah wadah global yang berfokus pada upaya pelestarian dan perlindungan terumbu karang.
Urgensi Pelestarian Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem penting yang tidak hanya menjadi rumah bagi ribuan spesies biota laut, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan. Di Indonesia, kondisi terumbu karang menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dimana hanya sekitar 6,5% yang berada dalam kondisi sangat baik. Sementara itu, Great Barrier Reef di Australia juga menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim dan peningkatan suhu air laut. Situasi ini memerlukan tindakan nyata dan kerjasama yang erat antara kedua negara untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
Peran Strategis ICRI
ICRI hadir sebagai katalis perubahan dalam upaya konservasi terumbu karang global. Dengan beranggotakan 45 negara dan berbagai organisasi internasional, ICRI telah menjadi platform penting dalam mengkoordinasikan upaya pelestarian terumbu karang lintas negara. Melalui ICRI, Indonesia dan Australia dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya dalam mengembangkan strategi pelestarian yang efektif. Organisasi ini juga berperan dalam mengembangkan inovasi pendanaan seperti Indonesia Coral Bond, yang menjadi terobosan dalam pembiayaan program konservasi terumbu karang.
Program Inovatif dan Implementasi
Salah satu program unggulan yang diinisiasi ICRI adalah “Coral Reef Breakthrough“. Program ini menawarkan pendekatan komprehensif dalam pelestarian terumbu karang dengan fokus pada tiga aspek utama. Pertama, pembatasan aktivitas yang berpotensi merusak ekosistem terumbu karang seperti pembangunan pesisir yang tidak ramah lingkungan dan praktik penangkapan ikan yang merusak. Kedua, perluasan area konservasi terumbu karang yang dikelola secara efektif. Ketiga, pengembangan solusi adaptif untuk memulihkan terumbu karang yang telah mengalami degradasi.
Tantangan dan Strategi
Dalam implementasinya, program pelestarian terumbu karang menghadapi berbagai tantangan. Selain ancaman perubahan iklim global, praktik destructive fishing, pencemaran laut, dan pembangunan pesisir yang tidak terkendali masih menjadi masalah serius. Untuk mengatasi hal ini, ICRI mendorong penggunaan teknologi modern dalam pemantauan kondisi terumbu karang, pengembangan metode rehabilitasi yang efektif, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem laut.
Pelestarian terumbu karang melalui kerjasama Indonesia-Australia dalam kerangka ICRI merupakan langkah strategis yang memberikan harapan bagi masa depan ekosistem laut. Keberhasilan program ini akan bergantung pada konsistensi implementasi, dukungan berbagai pemangku kepentingan, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang. Dengan kerjasama yang baik dan berkelanjutan, kedua negara dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga warisan alam berharga ini untuk generasi mendatang.
#MCPRDailyNews