Dinamika Budidaya Rumput Laut di Daerah Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep

Oleh: Yesi Deskayanti

Pulau Madura adalah salah satu pulau yang memiliki kekayaan melimpah dalam bidang kelautan yang terdapat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari bukti potensi alam laut dengan hadirnya Kepulauan Sapeken. Kepulauan Sapeken merupakan salah satu kecamatan terpencil yang terletak di Kabupaten Sumenep, Madura. Sebagai bukti potensi kekayaan alam kelautan, hal ini dibuktikan dengan adanya lebih dari 50 pulau, dimana 21 pulau di antaranya adalah pulau berpenghuni yang terdapat di wilayah Kepulauan Sapeken. Selain itu, terumbu karang, mangrove, lamun, dan sumber daya perikanan, hadir dalam kekayaan laut Pulau Sapeken.

Kepulauan ini sulit untuk diakses karena kondisi geografis dan sarana transportasi yang kurang memadai. Hal ini menyebabkan kawasan ini menjadi terisolasi, tidak terjamah dengan baik, dan kurang mendapatkan perhatian sehingga mengalami kesenjangan dan jauh tertinggal dengan masyarakat daratan dan kota. Pemanfaatan kekayaan laut Kepulauan Sapeken masih belum dilakukan dengan optimal dan cenderung sembarangan. Masih banyak penggunaan alat penangkapan ilegal sehingga merusak ekosistem dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat terhadap hasil tangkapan ikan.

Masalah menurunnya jumlah ikan yang ditangkap nelayan menjadi tantangan baru dalam membuka dan membangun kreativitas peningkatan ekonomi wilayah. Sebagai bagian dari jawaban dalam tekanan dan tantangan pembangunan daerah pesisir dan kepulauan, perlu adanya inovasi yang menunjukkan adanya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi melalui pembangunan daerah pesisir dan kepulauan, salah satunya pemanfaatan sumber daya laut di Kepulauan Sapeken. 

Mengulik Keadaan Unggul Kepulauan Sapeken untuk Membangun Budidaya Rumput Laut

Kepulauan Sapeken sangat prospektif untuk mengembangkan dan memajukan budidaya bahari, khususnya budidaya rumput laut. Potensi ini dilihat dari luasnya wilayah laut dan beberapa kegiatan masyarakat yang mulai melakukan budidaya dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang di pulau-pulau kecil Kepulauan Sapeken. Alasan lain dapat dilihat melalui beberapa sudut pandang seperti halnya:

  1. Melalui rona lingkungan dan hidrodinamika laut 
  2. Sumber daya manusia

Kepulauan Sapeken masih dapat dikatakan alami. Kepulauan ini memiliki pantai yang jernih dan landai, substrat berpasir, dan banyak lamun yang tumbuh ditambah dengan dukungan keadaan seperti suhu yang optimal, kecerahan perairan yang baik, sehingga kondisi tersebut membuka kesempatan untuk kehidupan rumput laut. Selain dukungan keadaan lingkungan pesisir, masyarakat Kepulauan Sapeken memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dimana mayoritas pekerjaan mereka adalah nelayan. Masyarakat cukup terbuka terhadap pergaulan sosial, ramah, dan mampu bekerja sama dengan orang baru. Dukungan melalui sifat masyarakat memudahkan adanya partisipasi aktif, kesadaran dalam hal kerjasama, dan keterbukaan. Hal-hal seperti ini akan memudahkan pengembangan wilayah tersebut terkhusus budidaya rumput laut.

Hambatan untuk Budidaya Rumput laut di Kepulauan Sapeken

Adanya dukungan melalui kondisi lingkungan dan masyarakat positif tidak menutup kemungkinan muncul penghambat untuk berkembangnya potensi emas yang terdapat di Kepulauan Sapeken. Adapun hambatan tersebut muncul baik dari pengaruh masyarakat itu sendiri bahkan hal-hal tak terduga yang sifatnya tidak dapat diprediksi. Masalah-masalah umum, seperti biaya operasional yang tinggi dan keterbatasan modal, posisi tawar yang rendah bagi pembudidaya rumput laut, kurangnya pengetahuan pembudidayaan dan pengolahan pasca panen, kondisi cuaca yang tidak menentu dan serangan penyakit tumbuhan yang menghantui sehingga menghambat perkembangan potensi tersebut
Dengan demikian, meskipun kondisi alam di Kawasan Kepulauan Sapeken masih relatif alami, tetap perlu diwaspadai ancaman yang dapat merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Upaya pelestarian dan pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kelestarian alam dan meminimalkan dampak negatif dari aktivitas manusia. Strategi diperlukan dalam pengembangan budidaya ini misalnya, dibentuknya kolaborasi antara stakeholder dan masyarakat secara konsisten. Harapannya potensi-potensi daerah kepulauan dapat terus maju dan berkembang sehingga mampu mengendalikan ekonomi wilayah dan tercipta keuntungan lainnya.

Leave a Reply