Potensi Industri Kreatif dalam Mendiversifikasi Ekonomi Biru di Kepulauan Riau

Oleh : Bintang Azahra

Kepulauan Riau (Kepri) merupakan salah satu wilayah strategis di Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam laut yang melimpah. Dari total luas wilayah sebesar 425.214,67 km², hanya 2% berupa daratan, sementara 98% sisanya adalah lautan. Dengan kondisi geografis yang unik ini, Kepri memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi biru di Indonesia. Selama ini, sektor perikanan tangkap menjadi penggerak utama ekonomi Kepri, dengan hasil tangkapan mencapai 322.110 ton pada tahun 2022. Selain itu, sektor pariwisata bahari juga menjadi daya tarik utama dengan 1.530.899 kunjungan mancanegara pada tahun 2023. Namun, ketergantungan pada sektor-sektor tradisional ini menunjukkan perlunya diversifikasi ekonomi yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang dapat diadopsi adalah integrasi industri kreatif ke dalam konsep ekonomi biru.

Ekonomi biru sendiri adalah pendekatan pembangunan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Konsep ini diperkenalkan dalam konferensi Rio+20 tahun 2012 sebagai bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Di Indonesia, komitmen terhadap ekonomi biru terlihat dari berbagai kebijakan, termasuk Roadmap Ekonomi Biru Indonesia yang mencakup strategi transformasi ekonomi hingga tahun 2045. Meski demikian, penerapan konsep ini di Kepri belum optimal. Indeks Blue Economy Indonesia (IBEI) tahun 2021 menunjukkan skor Kepri sebesar 39,66, di bawah rata-rata nasional 42,06. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih besar untuk mengintegrasikan ekonomi biru dengan sektor-sektor lain, salah satunya adalah industri kreatif.

Di Indonesia, ekonomi biru diatur melalui berbagai kebijakan seperti Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia dan dokumen strategis lainnya. Selain itu, Pusat Inovasi Ekonomi Biru telah didirikan di Kepri untuk mendukung riset dan inovasi dalam sektor ini. Namun, penerapan ekonomi biru di Kepri menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah rendahnya nilai pilar lingkungan dalam IBEI, yaitu 8,95, yang menunjukkan minimnya keberlanjutan lingkungan di sektor kelautan. Nilai pilar ekonomi juga hanya mencapai 10,1, yang mencerminkan kontribusi ekonomi kelautan masih rendah. Selain itu, praktik blue grabbing atau eksploitasi sumber daya laut oleh pihak tertentu menjadi ancaman bagi keberlanjutan ekonomi biru. Oleh karena itu, diperlukan upaya signifikan untuk mengatasi tantangan ini, salah satunya dengan memanfaatkan industri kreatif sebagai pendukung utama.

Diversifikasi Ekonomi Biru Melalui Industri Kreatif

Industri kreatif adalah sektor ekonomi yang berbasis pada kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi. Di Indonesia, terdapat 17 subsektor industri kreatif, termasuk periklanan, arsitektur, kriya, seni pertunjukan, fesyen, kuliner, fotografi, dan pengembangan permainan. Industri ini memiliki potensi besar untuk mendukung diversifikasi ekonomi biru di Kepri. Misalnya, subsektor periklanan dapat mempromosikan ekowisata dan produk lokal yang ramah lingkungan. Arsitektur dapat menciptakan desain infrastruktur wisata yang berkelanjutan, seperti resor ramah lingkungan di kawasan pesisir. Kriya dapat menghasilkan produk kerajinan berbahan dasar limbah laut, seperti cangkang kerang atau sampah anorganik yang didaur ulang. Seni pertunjukan dan fesyen dapat mengekspresikan kekayaan budaya maritim melalui pagelaran atau busana bermotif laut. Kuliner dapat mengembangkan makanan berbasis hasil laut yang berkelanjutan, seperti olahan rumput laut dan hasil budidaya lainnya. Fotografí dapat memanfaatkan keindahan laut sebagai tema utama, baik untuk karya seni maupun kampanye pelestarian laut.

Selain itu, subsektor seperti desain komunikasi visual, musik, televisi, dan film dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian ekosistem laut. Misalnya, film dokumenter tentang kehidupan bawah laut di Kepri dapat diproduksi untuk mengedukasi masyarakat sekaligus menarik wisatawan. Pengembangan permainan dan aplikasi juga dapat berkontribusi dengan menciptakan platform edukasi interaktif tentang konservasi laut.

Strategi Implementasi dan Peluang 

Untuk mengintegrasikan industri kreatif ke dalam ekonomi biru, diperlukan strategi yang komprehensif. Salah satunya adalah melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas lokal. Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk regulasi, insentif, dan infrastruktur. Misalnya, pembangunan Gedung Sentra Kreatif Indonesia (SKI) di Tanjungpinang yang dirancang sebagai pusat pengembangan industri kreatif di Kepri. Selain itu, diperlukan pelatihan bagi pelaku industri kreatif untuk memahami konsep ekonomi biru dan cara mengintegrasikannya ke dalam produk atau layanan mereka. Misalnya, pelatihan tentang penggunaan bahan ramah lingkungan atau teknik pemasaran berbasis digital untuk mempromosikan produk kreatif maritim. Penelitian dan pengembangan juga penting untuk mengidentifikasi peluang baru dalam diversifikasi ekonomi biru, seperti pengembangan bioteknologi kelautan atau inovasi dalam energi terbarukan.

Strategi lain yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar. Marketplace khusus untuk produk-produk kreatif berbasis maritim dapat dibangun untuk memudahkan pelaku usaha memasarkan produk mereka. Selain itu, kampanye kesadaran melalui media sosial dan platform digital lainnya dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian laut.

Industri kreatif memiliki potensi besar untuk mendiversifikasi ekonomi biru di Kepulauan Riau. Dengan memanfaatkan kreativitas dan inovasi, industri kreatif dapat menciptakan produk dan layanan yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi tetapi juga berkontribusi pada pelestarian ekosistem laut. Dari subsektor periklanan hingga pengembangan aplikasi, setiap elemen industri kreatif dapat berkontribusi dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan integrasi ini bergantung pada kolaborasi yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal. Dukungan regulasi, pelatihan, dan infrastruktur menjadi kunci utama untuk mewujudkan potensi ini. Dengan strategi yang tepat, Kepri dapat menjadi model pembangunan ekonomi biru berbasis industri kreatif yang berhasil, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan nasional.

#MCPRDailyNews

Leave a Reply