Ekoliterasi Sebagai Strategi Membangun Ketahanan Pangan Berbasis Kemaritiman di Indonesia

Oleh : Bintang Azahra

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan alam maritim yang luar biasa. Dengan luas wilayah laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi dan panjang garis pantai sekitar 81.000 kilometer, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi poros maritim dunia. Namun, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam mendukung ketahanan pangan. Pengelolaan sumber daya maritim yang bijaksana menjadi kunci penting untuk mencapai tujuan ini, terlebih karena lautan menyimpan kekayaan yang tak hanya mendukung ekonomi, tetapi juga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, yaitu pangan.  

Kekayaan laut Indonesia meliputi hasil perikanan, minyak bumi, gas alam, mineral, dan biota laut lainnya. Produksi hasil perikanan Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik, mencapai 6,5 juta ton per tahun dengan pertumbuhan rata-rata 0,16% setiap tahunnya. Potensi lain yang tidak kalah penting adalah cadangan minyak bumi sebesar 11,3 miliar barel dan gas bumi yang mencapai 101,7 triliun kaki kubik. Namun demikian, angka konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, seperti Malaysia dan Jepang. Rendahnya konsumsi ikan ini menjadi salah satu indikator kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya maritim sebagai solusi pangan. Padahal, ikan merupakan sumber nutrisi penting yang kaya akan protein, omega-3, dan berbagai vitamin yang mendukung kesehatan dan kecerdasan masyarakat.  

Ketahanan pangan merupakan pondasi utama bagi kesejahteraan suatu bangsa. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, ketahanan pangan mencakup ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Sayangnya, pola konsumsi masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada beras sebagai sumber energi utama. Hal ini mencerminkan rendahnya diversifikasi pangan di tengah melimpahnya potensi pangan dari sektor maritim. Diversifikasi pangan menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap hasil agraris, terutama beras, dan memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan sumber daya laut.  

Pentingnya Ekoliterasi dalam Pemanfaatan Sumber Daya Laut

Dalam upaya membangun ketahanan pangan berbasis kemaritiman, kesadaran ekologis atau ekoliterasi memegang peranan penting. Ekoliterasi adalah kemampuan individu untuk memahami, menghormati, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan ekoliterasi, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Proses ini melibatkan pembelajaran sepanjang hayat yang tidak hanya membentuk pemahaman, tetapi juga menciptakan budaya cinta lingkungan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks Indonesia, ekoliterasi berperan sebagai landasan utama dalam pengelolaan sumber daya maritim yang bertanggung jawab.  

Namun, perjalanan menuju ketahanan pangan berbasis kemaritiman bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya infrastruktur pendukung di sektor maritim, seperti pelabuhan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi hasil perikanan. Selain itu, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diversifikasi pangan turut menjadi penghalang utama. Ketergantungan terhadap impor pangan juga menunjukkan belum maksimalnya pemanfaatan sumber daya lokal. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah telah meluncurkan program-program strategis seperti Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), yang bertujuan meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat. Pemerintah juga terus mendorong pembangunan infrastruktur maritim, termasuk tol laut dan industri perkapalan, untuk memperkuat konektivitas dan distribusi hasil laut ke seluruh wilayah Indonesia.  

Pengelolaan Sumber Daya Maritim untuk Ketahanan Pangan Nasional

Pengelolaan sumber daya maritim yang bijaksana dapat menjadi solusi utama untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan memanfaatkan kekayaan laut secara maksimal, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa di tingkat global. Melalui integrasi ekoliterasi ke dalam kehidupan masyarakat, pengelolaan sumber daya ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, sehingga cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat terwujud.  

Kesadaran ekologis, kolaborasi antar sektor, dan kebijakan yang mendukung pemanfaatan sumber daya maritim akan menjadi kunci untuk menciptakan ketahanan pangan yang kuat. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat membuktikan bahwa kekayaan lautnya bukan hanya anugerah, tetapi juga solusi nyata untuk mencapai kemandirian pangan dan keberlanjutan kehidupan generasi mendatang.

#MCPRDailyNews

Leave a Reply