Hubungan Fenomena Thermal Front dengan Hasil Tangkapan Ikan

Front merupakan wilayah sempit yang memisahkan wilayah luas dengan tipe stratifikasi dan/atau massa air yang berbeda. Kejadian front berasosiasi dengan beberapa fenomena seperti transpor garam dan transpor panas di laut, interaksi atmosfer-laut, fungsi ekosistem, pembentukan eddy, upwelling, intrusi massa air laut dalam ke permukaan, serta intrusi debit sungai ke lautan 

Front dapat didefinisikan sebagai pertemuan antara dua massa air yang mempunyai karakteristik suhu yang berbeda. Daerah front cenderung membawa air yang relatif dingin dan kaya akan nutrient. Fenomena front yang terbentuk akibat perbedaan suhu lautan atau terbentuknya gradien suhu itu disebut thermal front. 

Karakteristik Pembentukan Fenomena Thermal Front

Thermal front terbentuk akibat pertemuan dua massa air dengan suhu yang berbeda. Pembentukan front di permukaan dapat dipengaruhi oleh gerakan horizontal massa air yang ditunjukkan oleh pergerakan arus permukaan laut. 

Variabilitas suhu permukaan laut dapat memainkan peran penting dalam memicu pembentukan dan mengetahui lokasi thermal front

Daerah thermal front ditandai dengan adanya gradien suhu yang dapat dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan kisaran suhu ambang batas 0,5°C untuk thermal front kuat dan dengan kisaran suhu ambang batas 0,3°C – 0,49°C untuk thermal front lemah. 

Efek Adanya Thermal Front Terhadap Hasil Penangkapan Ikan

Terbentuknya thermal front memiliki pengaruh terhadap hasil penangkapan ikan, terutama di daerah-daerah dengan aktivitas nelayan tradisional atau komersial. Berikut adalah beberapa indikator di mana thermal front mempengaruhi hasil penangkapan ikan:

  1. Konsentrasi Plankton

Thermal front juga dapat meningkatkan konsentrasi plankton, yang merupakan bagian penting dari rantai makanan di lautan. Kenaikan suhu air di satu sisi front dapat menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan plankton, yang pada gilirannya menarik ikan dan predator laut lainnya. Ini membuat area thermal front menjadi lokasi ideal untuk penangkapan ikan karena ketersediaan mangsa yang melimpah.

  1. Upwelling dan Turbulens

Di beberapa area, thermal front dapat menyebabkan upwelling (mendorong air yang lebih dingin dan kaya nutrisi ke permukaan) atau turbulensi yang meningkat. Upwelling membawa nutrisi dari kedalaman ke permukaan, yang meningkatkan produktivitas planktonik dan, oleh karena itu, menarik ikan dan predator laut lainnya ke area tersebut. Turbulensi juga dapat membantu mengaduk dan mendistribusikan plankton dan ikan, membuatnya lebih mudah ditangkap oleh nelayan.

  1. Perubahan Pola Arus

Thermal front dapat mempengaruhi pola arus di lautan, yang pada gilirannya mempengaruhi distribusi ikan. Perubahan arus dapat membawa ikan ke area baru, membuatnya lebih mudah ditangkap oleh nelayan. Namun, perubahan ini juga bisa menjadi tantangan bagi nelayan jika mereka tidak mengerti pola arus baru tersebut.

Writer: Water Column And Its Circulation Bureau

Leave a Reply