Oleh : Ramones Telaum Banua
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan beragam dengan warisan budaya tradisional yang sangat kaya. Dari Sabang sampai Merauke memiliki keanekaragaman budaya yang unik, mulai dari seni, kuliner, dan adat istiadat. Salah satu budaya yang cukup unik dan menarik adalah Sasi Laut yang berada di Maluku dan Papua. Sasi Laut merupakan tradisi kolektif masyarakat untuk pelarangan terhadap eksploitasi sumber daya laut selama periode waktu tertentu. Tradisi ini membuat masyarakat untuk berkolaborasi dalam menjaga penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Prinsip yang dilakukan dalam tradisi Sasi Laut secara alami mendukung konservasi sumber daya alam. Dengan mengikuti aturan yang telah ada seperti aturan waktu, jenis ikan yang boleh ditangkap, dan area penangkapan menjadikan masyarakat lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, pelestarian budaya Sasi Laut tidak hanya menghormati warisan leluhur, tetapi juga berdampak positif pada konservasi alam secara keseluruhan.
Pengaruh Tradisi Sasi Laut Terhadap Ekosistem
Tradisi Sasi Laut memiliki dampak berkelanjutan terhadap lingkungan laut. Sasi Laut berperan sebagai penjaga kualitas dan populasi sumber daya alam di laut. Dalam tradisi ini, terdapat istilah buka sasi dan tutup sasi. Saat buka sasi, masyarakat boleh mengambil sumber daya alam seperti lola, teripang, lobster, dan ikan. Sedangkan pada tutup sasi, berlaku larangan pengambilan sumber daya alam tersebut sampai periode tertentu untuk pulih dan berkembang biak.
Tidak hanya bagi ekosistem laut, tradisi ini juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Pembatasan penangkapan selama periode tutup sasi mendorong peningkatan kelimpahan sumber daya alam di area tersebut. Hal ini memberikan peluang bagi para nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih besar dan lebih berkualitas pada saat buka sasi. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasil sasi juga digunakan untuk membantu kegiatan sosial masyarakat, aktivitas keagamaan, dan tabungan pendidikan. Dengan demikian, tradisi Sasi Laut tidak hanya memberikan manfaat bagi ekosistem laut, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan sosial masyarakat setempat secara holistik.
Menjaga Warisan Budaya Adat
Secara keseluruhan, Tradisi Sasi Laut merupakan contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan antara kelestarian alam dan kebutuhan manusia. Tradisi ini patut dilestarikan dan dikembangkan sebagai model pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dan berkeadilan. Sebagai masyarakat, kita perlu untuk menjaga warisan-warisan budaya adat yang ada untuk dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Pemerintah mempunyai peran utama dalam menjaga terus kelestarian budaya adat. Salah satu upayanya adalah dengan mengesahkan RUU Hukum Masyarakat Adat (MHA). Dalam RUU MHA memberikan pengakuan formal terhadap hak-hak masyarakat adat, termasuk hak atas tanah dan sumber daya alam yang mereka kelola secara tradisional. Dengan memberikan pengakuan dan perlindungan hukum kepada masyarakat adat, pemerintah turut memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan praktik-praktik tradisional yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam tetap terjaga.
#MCPRDailyNews