Eksplorasi Kearifan Lokal: Petik Laut dalam Era Modern, Menyelami Kekayaan Budaya yang Tetap Lestari

Oleh : Yesi Deskayanti

Negara Indonesia memiliki banyak budaya serta tradisi yang beragam. Hal ini didasari oleh beberapa faktor, dimana keberagaman Indonesia memikat dengan kombinasi yang unik dari letak geografis, kondisi alam yang beragam, kepulauan yang memukau, transportasi dan komunikasi yang menarik, sejarah yang kaya, sikap terhadap perubahan nilai, iklim yang berbeda, serta keanekaragaman ras, agama, dan budaya. Dari hutan hujan yang terdapat di Pulau Kalimantan, savana di Pulau Nusa Tenggara, persebaran pantai (laut) yang banyak sehingga setiap wilayah menawarkan keunikan. Faktor transportasi yang melibatkan pegunungan dan sungai, serta perkembangan teknologi modern, semakin memperkaya kisah Indonesia. Keanekaragaman ras, agama, dan budaya membentuk mozaik yang mempesona. Indonesia dengan segala perbedaannya, menciptakan harmoni yang memikat di dalam keseharian, menggambarkan kekayaan yang tak terhingga.

Mengenal Kearifan Lokal

Budaya dan tradisi yang beragam serta telah mengakar di masyarakat akan membentuk kearifan lokal yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. Kearifan lokal merupakan aktivitas yang melekat dengan kehidupan masyarakat berkaitan dengan strategi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup yang bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah dalam pemenuhan kebutuhan. 

Kearifan lokal akan terus hadir di kalangan masyarakat. Artinya kearifan lokal ini akan terus berjalan dan lestari apabila masyarakat secara konsisten melaksanakannya. Pelaksanaan ini akan berkaitan dengan capaian-capaian atau tujuan tertentu dari masyarakat yang sudah diharapkan sebelumnya.

Salah satu kearifan lokal yang menarik dan berkaitan dengan laut adalah budaya ‘Petik Laut’. Budaya ini dilakukan oleh masyarakat yang terdapat di pesisir Jawa Timur dan Bali. Sebagai contoh masyarakat Pesisir Mayangan di Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Madura, Bali.

Budaya ‘Petik Laut’ Sebagai Salah satu Kearifan Lokal

Sejarah dari budaya ini merupakan tradisi turun-temurun yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan untuk rasa selamat dan sejahtera. Bentuk acara yang akan dilakukan masyarakat, yaitu dengan ritual atau upacara yang menghadirkan sesaji dan pembacaan doa. Hal tersebut bertujuan  sebagai  penghormatan  terhadap laut atas hasil alam yang melimpah. Pembacaan doa dilakukan sesuai dengan kepercayaan mayoritas masyarakat sekitar, misalnya perayaan tradisi ‘Petik Laut’ di Bali hampir sama dengan perayaan di Probolinggo yang membedakan adalah perbedaan ritual pembacaan doa-doa yang dilaksanakan karena mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu.

Ritual ‘Petik Laut’ ini teramat dinantikan dan selalu dilaksanakan setiap awal tahun hijriah atau pertengahan bulan dari awal tahun hijriah. Perayaan ini menjadi kebiasaan berharga di kalangan nelayan. Tahun Hijriah dilaksanakan di bulan tertentu, yaitu Bulan Suro (kalender jawa) atau Bulan Muharam (kalender hijriah). Tradisi ini menumbuhkan tanggung jawab untuk melestarikan kekayaan budaya lokal.

Perayaan ‘Petik Laut’ di Berbagai Daerah

Di daerah Banyuwangi, tepatnya Kecamatan Puger, pelaksanaan ’Petik Laut’ dilakukan dengan pembacaan tahlil, doa – doa dan pembacaan ayat suci Al -Quran sebelum pada akhirnya sesaji dilarungkan ke laut.

Di Bali, upacara ini dilakukan dengan mengikuti sistem keyakinan pancasradha yang mencakup tiga dasar budaya: tattwa, susila, dan upacara. Pelaksanaannya berlangsung selama 3 hari, termasuk doa di pura, persiapan banten pekelem, dan canang sari dengan cuci kaki di pantai sebagai bagian dari seremoni tersebut.

Hal yang membuat tradisi ini menarik adalah rasa tanggung jawab, kebersamaan, gotong royong dalam pelaksanaan acara. Tujuan adanya pelaksanaan budaya tersebut, seperti rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada laut juga menjadi alasan budaya ini terus dilaksanakan sehingga tetap eksis hingga sekarang dan tidak berpengaruh terhadap perkembangan zaman. Akulturasi budaya yang berasal dari nilai-nilai suku tertentu dan agama tertentu juga menjadikan kearifan lokal ini sangat menarik di Indonesia terutama keberagaman masyarakat maritim yang menjadi salah satu citra Indonesia bagi banyak orang.

#MCPRDailyNews

Leave a Reply