Perjuangan Indonesia dalam Mengoptimalisasikan Energi Listrik Termurah : Batu Bara vs Energi Terbarukan. Siapa Pemenangnya?

Oleh: Raffy Revanza Alfarez

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat tinggi dalam ekspansi pembangkit listrik tenaga batu bara secara global. Meskipun harga energi terbarukan, terutama tenaga surya dan tenaga angin telah turun drastis dalam beberapa dekade terakhir, peran keduanya dalam rencana sektor ketenagalistrikan Indonesia masih belum signifikan. 

Evaluasi potensi energi terbarukan dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia perlu dilakukan dengan menggunakan model optimasi biaya. Dalam penilaian yang nantinya dihasilkan, model yang digunakan adalah model dengan empat skenario berbeda dan dengan asumsi penurunan biaya energi terbarukan yang berbeda, serta dengan dan tanpa penetapan harga karbon. 

Isu energi terbarukan menjadi isu yang mulai ramai diperbincangkan akhir-akhir ini karena dalam beberapa tahun terakhir teknologi semakin maju memproduksi energi yang berasal dari bahan-bahan energi terbarukan. Pasalnya, beberapa waktu lalu pasar ketenagalistrikan global tengah mendapatkan lonjakan pasokan energi terbarukan.

Sumber energi yang paling menonjol berasal dari tenaga angin dan tenaga surya dengan menunjukkan nilai pasokan yang tinggi dan pastinya bebas dari karbon. Berdasarkan data sampai dengan tahun 2021, pasokan energi surya meningkat sebanyak 17x lipat dari tahun 2010 – 2020 lalu, sementara pasokan energi angin meningkat sebanyak 4x lipat.

Sayangnya, peningkatan pasar global akan sumber energi terbarukan, di Indonesia hal demikian belum bisa dimaksimalkan. Belum adanya kekuatan mengintegrasikan sebagian besar sumber tenaga surya dan tenaga angin. Padahal apabila melihat kondisi iklim dan letak geografis yang bangsa ini miliki, potensi sumber daya terbarukan seperti angin dan surya sangatlah besar.

Indonesia sendiri masih sangat bergantung pada pemanfaatan sumber daya batu bara sebagai sumber pembangkit tenaga listrik utamanya. Berbeda dengan negara-negara lain yang mulai meninggalkan sumber bahan bakar tersebut, seperti India, Vietnam, dan Tiongkok. Indonesia patut mewaspadai tidak hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga dari sisi ekonomi, ekspor batu bara Indonesia berpotensi untuk merosot.

Dilema tersebut harus segera Indonesia selesaikan secara mandiri dan bijaksana. Kondisi di mana dunia sudah mulai secara perlahan meninggalkan energi fosil, sementara bangsa ini masih belum menunjukkan progress yang siginifikan terhadap peluang tersebut. Inisiatif dan aksi nyata perubahan sumber energi dan kepedulian lingkungan yang berkelanjutan perlu terus ditingkatkan.

Leave a Reply