Oleh : Fadilla Nur Azizah
Hutan mangrove memiliki peran dan kegunaan sebagai potensi pengembangan, baik sebagai sumber ekonomi maupun ekosistem yang telah lama dimanfaatkan oleh penduduk pesisir, terutama masyarakat yang tinggal di dekat garis pantai. Maka dari itu, ekosistem hutan mangrove termasuk dalam kategori ekosistem pendukung kehidupan yang esensial dan harus dijaga keberlangsungannya. Ekosistem hutan mangrove, yang tersebar hampir di seluruh wilayah pesisir dan garis pantai Indonesia merupakan salah satu potensi sumberdaya laut dan pesisir di negara ini. Mangrove adalah bentuk hutan yang memiliki dampak ekologis, ekonomis, serta sosial dan tumbuh dalam komunitas vegetasi di daerah tropis pantai. Hutan mangrove melibatkan tidak hanya kawasan vegetasi, tetapi juga mencakup wilayah terbuka di antara hutan dan laut.
Ahli Fungsi Hutan Mangrove
Mangrove memiliki peran yang signifikan dalam menyerap dan menyimpan karbon, dengan kisaran 4 gigaton C/tahun sampai dengan 112 gigaton C/tahun. Namun sangat disayangkan, Indonesia yang memiliki 75% dari total hutan mangrove di Asia Tenggara ini kurang dioptimalkan dalam pemanfaatan ekosistemnya. Melainkan, hutan mangrove tersebut mengalami degradasi yang terjadi secara sistematis akibat dari aktivitas manusia. Terjadinya alih fungsi hutan mangrove berakibat pada penurunan karbon di atmosfer dan pelepasan karbon yang tersimpan melalui dekomposisi ke atmosfer membuat peran ekosistem mangrove sebagai absorber dan tempat reservoir CO2 berubah menjadi sumber emisi CO2. Kondisi hutan tersebut juga berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Seperti yang terjadi pada hutan mangrove yang berada di Daerah Kabupaten Langkat, khususnya di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat yang mengalami kerusakan seluas 700 hektar dari luas 1.200 hektar, akibat dari illegal logging untuk industri arang berbahan kayu bakau. Bercermin pada hal tersebut, mengindikasikan bahwa masyarakat sangat mengandalkan mangrove sebagai sumber utama pendapatan dan keperluan energi harian.
Sarana Penduduk Pesisir dalam Adaptasi Krisis Iklim
Bagi penduduk pesisir, menjaga kelestarian hutan mangrove merupakan upaya efektif dalam mengurangi dampak dan beradaptasi terhadap krisi iklim. Di Indonesia, hutan mangrove membawa potensi yang menarik dalam upaya meredam dampak perubahan iklim global. Total hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,3 juta hektar, menjadikannya area mangrove terbesar di dunia yang mencakup separuh dari total hutan mangrove di Asia. Kehadiran hutan mangrove selalu terhubung erat dengan masyarakat pesisir. Sebagai zona hutan, ini sangat sesuai untuk menyesuaikan diri dengan krisis iklim. Konservasi mangrove tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat sosial-ekonomi. Konservasi mangrove dapat direalisasikan melalui pengelolaan berkelanjutan. Sasaran tersebut diwujudkan dengan menggabungkan manfaat ekologis (perlindungan mangrove) dan dampak sosial-ekonomi. Tujuan kebijakan dalam pengelolaan hutan mangrove dengan strategi perencanaan yang efektif, yang disusun berdasarkan pengetahuan, pandangan, dan pengalaman beragama dari berbagai pihak berkepentingan dan peneliti lokal.
Maka dari itu, Sebagai wilayah dengan ekosistem mangrove yang meluas, pentingnya menjaga mangrove harus menjadi fokus utama dalam agenda mitigasi perubahan iklim Indonesia. Indonesia pun perlu melakukan pemantauan ketat dan penegakan hukum terhadap industri, juga melakukan rehabilitasi hutan mangrove yang rusak. Pengenalan alternatif mata pencaharian berkelanjutan, seperti ekowisata dan budidaya mangrove, juga perlu diberdayakan. Selain daripada itu, Kerjasama yang kokoh antara pemerintah, industri, masyarakat lokal, dan organisasi lingkungan menjadi kunci utama dalam menjaga kelangsungan hutan mangrove dan meredam dampak industri.