Oleh : Alfianu Adhi Riztiawan – Staff Biro MCPR
Berbatasan langsung dengan Rusia di utara, Norwegia merupakan produsen gas alam dan minyak terbesar di Eropa, serta memiliki wilayah pantai yang sangat panjang yang sulit untuk dilindungi.
Angkatan Laut Jerman membantu pemerintah Norwegia untuk melindungi infrastruktur penting pada sektor maritim seperti anjungan lepas pantai, kabel bawah laut, dan jaringan pipa bawah laut. Hal ini dilakukan karena upaya NATO untuk meningkatkan perlindungan infrastruktur penting setelah pecahnya pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 pada bulan September 2022 lalu di dasar Laut Baltik.
Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre mengatakan akan mengerahkan militernya untuk melindungi instalasi minyak dan gasnya. Sementara itu, Kepala Angkatan Laut Jerman yakni Jan Christian Kaack mengatakan memiliki tiga fregat dan sebuah kapal pasokan dengan sekitar 700 pelaut untuk latihan di wilayah Norwegia yang juga akan membantu situasi yang akan dikoordinasikan dengan NATO. Hal tersebut merupakan langkah dukungan pemerintah Jerman kepada Norwegia, Denmark, dan Swedia dalam melindungi infrastruktur maritim mereka setelah insiden Nord Stream.
Dengan demikian merupakan suatu langkah yang baik bagi hubungan diplomatik Jerman-Norwegia, mengingat pada tahun 1940 Jerman melumpuhkan dan menguasai sejumlah markas strategis militer di lepas pantai Norwegia. Sehingga dalam kesempatan tersebut dapat menguntungkan dan mempererat kembali hubungan antar kedua negara dalam bidang maritim dan keamanan, juga kedua negara tersebut merupakan anggota NATO.
