Strategi dan Upaya Modernisasi Nelayan Perikanan di Kota BauBau, Apakah Mereka Siap?

Oleh : Raffy Revanza Alfarez

Semalaman berada di laut dengan kapal mesin sederhana merupakan sebuah keseharian yang tak bisa terlepaskan dari para nelayan tradisional di Kota BauBau, termasuk Lau Bua dan dua anak buah kapalnya. Baginya, rutinitas seperti ini merupakan keseharian yang sudah dimaklumi demi mencari ikan untuk pemenuhan nafkah keluarga di rumah. Kondisi ini masih bisa dibilang lebih baik dibandingkan kondisinya beberapa tahun lalu ketika ia masih terpaksa harus menggunakan kapal sederhana yang digerakkan dengan dayung untuk mencari ikan tangkapannya. Alhasil, dengan usahanya semalaman penuh berada di kapal tidak terlalu banyak mendatangkan hasil tangkapan karena mobilisasi perahunya yang lambat untuk berpindah lokasi ikan bergerak dan berenang. 

Mungkin, kondisi yang dialami Lau Bau merupakan permasalahan umum yang terjadi pada masyarakat pesisir kota BauBau yang mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan. Ya betul, nelayan yang jauh dari kata modern dengan teknologi tinggi. Amat sederhana, itulah kata yang terbayangkan ketika melihat kondisi para nelayan yang setiap hari menggotong-gotong ikan keluar masuk tempat pelelangan ikan. Ikan dengan jumlah yang tidak bisa dibilang banyak, namun cukup memuaskan dengan alat tangkap yang begitu sederhana. Padahal, jenis dan kelimpahan ikan di perairan Sulawesi luar biasa kayanya sehingga sesuatu hal yang merugikan apabila tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Dalam mengatasi hal tersebut para nelayan tradisional “dituntut” untuk bisa beradaptasi dengan perubahan menjadi lebih modern terhadap berbagai aktivitas penangkapan ikan. Modernisasi nelayan yang dilakukan bisa meliputi motorisasi perahu (armada) tangkap dalam berbagai jenis dan ukuran, adopsi inovasi alat tangkap modern, maupun menjalin relasi dengan kemitraan yang dibangun oleh pengusaha perikanan modern. Ada kemungkinan tiga respon yang mungkin timbul dari gerakan modernisasi nelayan-nelayan tradisional, yakni bertahan dengan kondisinya sebagai nelayan tradisional di tengah persaingan penangkapan ikan secara modern ; menyingkir dari persaingan yang ada dan mencari tempat yang minim persaingan ; dan terakhir adalah nelayan yang melakukan adaptasi terhadap perubahan modernisasi. 

Penelitian dan pengamatan  yang dilakukan di Perairan BauBau ini juga menunjukkan bahwa memang benar bahwa para pencari ikan yang dilengkapi dengan peralatan yang canggih, seperti kapal yang dilengkapi dengan alat navigasi, serta alat tangkap yang lebih modern mampu mendapatkan total tangkapan ikan yang lebih banyak dan lebih efektif ketika melakukan pengambilan ikan di laut. Dengan pertimbangan inilah, kebanyakan respon dan tanggapan para nelayan di Kota BauBau ini sangat menyambut baik terhadap modernisasi yang mulai diperkenalkan kepada mereka. Perubahan ini juga merupakan suatu langkah positif karena pemikiran terbuka tentang baiknya modernisasi ini telah meyadarkan mereka bahwa kondisi perubahan yang terjadi juga mampu memberikan dampak yang positif bila melakukan sedikit adaptasi akan hal-hal tersebut. 

#MCPRDailyNews

Leave a Reply