Penderitaan Laut — dan Manusia — jika Perang Nuklir Terjadi

Oleh: Ghelby Muhammad Faid – Direktur Riset KOMITMEN Research Group

Sembilan negara saat ini memegang kendali penuh terhadap lebih dari 13,000 senjata nuklir di dunia, menurut the Stockholm International Peace Research Institute. Tapi bagaimana ledakan nuklir modern akan berdampak pada dunia saat ini? Sebuah studi baru yang diterbitkan pada jurnal ilmiah AGU Advances memberikan informasi yang gamblang tentang dampak global perang nuklir.

Studi yang dipimpin oleh Cheryl Harrison, asisten professor di LSU Department of Oceanography & Coastal Sciences, didasari pada simulasi komputer untuk mempelajari dampak perang nuklir skala regional dan global pada sistem Bumi yang disebabkan oleh kemampuan perang nuklir saat ini.

Dalam semua skenario simulasi, badai api nuklir akan melepaskan jelaga dan asap ke upper atmosphere yang akan menghalangi sinar matahari yang mengakibatkan gagal panen di seluruh dunia. Pada bulan pertama setelah ledakan nuklir, suhu rata-rata global akan turun sekitar 10 °C (perubahan suhu yang lebih besar daripada zaman es terakhir).

Suhu laut akan turun dengan cepat dan tidak akan kembali ke keadaan sebelum perang bahkan setelah asap nuklir menghilang. Saat planet semakin dingin, es laut akan meluas hingga lebih dari 6 juta mil persegi dan akan memiliki kedalaman hingga 1.8 m di beberapa daerah yang memiliki karakterisik cekungan yang menghalangi pelabuhan utama contohnya Pelabuhan Tianjin, Copenhagen, dan St. Petersburg. Es laut akan menyebar ke daerah pantai yang biasanya bebas es menghalangi pengiriman logistik yang melintasi belahan bumi utara.

Selain itu, penurunan mendadak intensitas cahaya dan suhu laut, terutama dari Arktik ke Atlantik Utara dan lautan Pasifik Utara, akan membunuh ganggang laut, yang merupakan dasar dari jaring makanan laut, sehingga pada dasarnya akan menciptakan kelaparan di lautan. Hal ini akan menghentikan sebagian besar kegiatan penangkapan ikan dan akuakultur.

Lautan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih daripada daratan. Dalam simulasi dengan skenario terbesar, pemulihan laut kemungkinan akan memakan waktu puluhan tahun di permukaan dan ratusan tahun di bawah permukaan, sementara perubahan es laut Arktik kemungkinan akan berlangsung ribuan tahun dan akan mengakibatkan fase baru di bumi yang bisa disebut “Nuclear Little Ice Age“.

Klik disini untuk membaca artikel ilmiah tersebut.

#MCPRDailyNews

Leave a Reply