POLUSI MINYAK DUNIA MENGUNGKAP TABIR KEKEJAMAN MANUSIA

Oleh: Gilang Raga Gumilang Sukma

Sebuah pemetaan polusi minyak terbaru di seluruh lautan telah mengungkap bahwa lebih dari 90% lapisan polusi minyak tersebut diakibatkan oleh manusia. Penelitian yang dipimpin oleh tim ilmuwan AS dan China menunjukkan proporsi yang jauh lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya. Hal tersebut merupakan suatu pembaruan besar dari penenlitian terdahulu mengenai polusi minyak, yang sebelumnya diperkirakan manusia hanya menyumbang 50% sebagai sumber pencemaran dan polusi minyak di lautan. Dalam keterangan Ian MacDonald, profesor di Departemen Ilmu Bumi, Kelautan dan Atmosfer di Florida State University, menyebutkan bahwa sebagian besar polusi minyak lautan terdeteksi dari pelepasan kecil seperti kebocoran kapal, kebocoran pipa, sumber alami seperti rembesan dasar laut, serta bersumber juga dari area industri dan aktivitas manusia.

Keadaan dinamika lautan yang terus menerus bergerak menyebabkan penyelidikan dan pelacakan polusi minyak ini sedikit sulit. Oleh karena itu, tim peneliti menggunanakan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi gambar citra satelit yang jumlahnya lebih dari 560.000. Proses identifikasi citra satelit tersebut digunakan untuk menentukan lokasi, tingkat pencemaran dan penentuan sumber polusi minyak di lautan. Teknologi satelit yang digunakan untuk pemantauan polusi minyak merupakan solusi yang efisien dan efektif, terutama untuk perairan yang sulit terjangkau oleh manusia.

Tidak dapat dipungkiri, polusi minyak di lautan ini merupakan salah satu pencemaran yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kehidupan laut. Bahkan sejumlah kecil minyak dapat berdampak besar bagi organisme laut seperti plankton, yang mana plankton merupakan organisme yang membentuk dasara ssitem makanan laut. Selain itu, organisme lain seperti paus, penyu, anjing laut, akan terluka ketika menyentuh dan menelan minyak saata mereka naik untuk bernafas. Fakta terganggunya kehidupan ekosistem dan biota laut tersebut merupakan tanggung jawab bagi manusia, karena dalam hal ini umat manusia merupkan penyumbang terbesar adanya pencemaran dan polusi di lautan.

Dengan adanya kemajuan teknologi berupa Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan dan penggunaan satelit untuk mengidentifikasi suatu pencemaran, tentu saja seharusnya memudahkan manusia dalam melindungi alamnya, terutama bagi lingkungan lautan yang sangat luas. Penggambaran dan pengungkapan polusi minyak di lautan ini merupakan suatu cara dalam membantu memfokuskan kembali regulasi dan penegakan hukum untuk mengurangi pencemaran minyak secara regional maupun global.

#MCPRDailyNews

Leave a Reply